Hadirin yang di muliakan Alloh
Sudah terasa bahwa akibat dari kemajuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang amat dahsyat telah berhasil
menciptakan alat komunikasi yang sangat canggih, sehingga dunia seolah telah
menjadi ruang dan waktu, dapat diterobos oleh arus informasi timbal balik
antar-benua dan bangsa.
Karena itu, tidak heran jika telah terjadi
perbenturan kultur yang telah membawa pengaruh terhadap nilai-nilai dan gaya
hidup suatu bangsa. Bahkan, dalam konteks ini telah terjadi gejala mendunia yang mengancam
sendi-sendi kultur, keyakinan, dan agama suatu umat.
Dalam situasi dan kondisi semacam itu, umat Islam harus berdiri tegak
dan memandang jauh ke depan. Apa yang hendak dilakukan untuk merespon,
menjawab, mengantisipasi situasi semcam itu agar umat tetap utuh akidahnya,
agar nilai-nilai Islami tetap komit, eksis, dan actual di bumi? Jawabannya ada
pada perjalanan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tatkala
bersama pengikutnya hijrah dari Mekah ke Madinah. Peristiwa hijrah Nabi itulah
kemudian dijadikan permulaan tahun Hijriah atau tahun baru Islam.
Tentu timbul pertanyaan mengapa peristiwa hijrah Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam dijadikan permulaan tahun baru (kalender) Islam yang akan datang, bukan yang lainnya, seperti hari kelahiran beliau (tahun Gajah), hari
wafat beliau, atau dari permulaan turunnya wahyu yang pertama, dan lain
sebagainya. Mari kita simak sejenak firman Allah berikut ini:
اعوذ با الله من الشيطا ن الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم
الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ
بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ وَأُولَئِكَ
هُمُ الْفَائِزُونَ
"orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan
Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di
sisi Allah; dan mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan" (QS At-Taubah:20)
Jadi, diangkatnya peristiwa hijrah Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam sebagai permulaan tahun baru Islam oleh para sahabat pada zaman
Khalifah Umar bin Khattab itu, kalau dihubungkan dengan firman Allah tersebut,
ada tiga nilai yang menjadi sifat utama yang terkandung di dalamnya: iman,
hijrah, dan jihad fisabilillah. Ketiga nilai yang menjadi sifat utama itu telah diaktualisasikan oleh
Nabi
Hadirin yang di muliakan Alloh.....
Makna Hijrah Ialah
pindahnya Nabi Muhammad SAW bersama shahabatnya dari Makkah ke Madinah yang terjadi 1.428 ...(itung lagi) tahun yang
lalu.
apa sebabnya Nabi hijrah dari Makkah ke
Madinah?........
Salah satu inti penyebabnya adalah karena Nabi
kita Muhammad beserta para Shahabatnya sedang asyik menyampaikan kepada manusia
terhadap kalimat لااله الاالله, itu pokok dan itulah yang menjadi penyebab
utama, sehingga para shahabat Nabi ada yang disiksa di antaranya : Bilal, Budak
Beliau , yang kemudian di merdekakan oleh Nabi.
Apa penyebabnya hadirin?
Penyebanya adalah karena Bilal beriman kepada
Allah SWT dan mengucapkan لااله الاالله. Kemudian Allah
mengizinkan Nabi beserta shahabatnya untuk melakukan hijrah dari Makkah ke
Madinah dalam ayat itu dikatakan bahwa hijrah juga disebut jihad. Kalau
dihubungkan dengan jihadnya seorang shahabat yang mengalami penyiksaan
bertubi-tubi demi menegakkan kalimat لااله الاالله, lalu bagaimana dengan jihad kita sekarang
ini ? Kita belum ada apa-apanya sama sekali dibanding dengan para shahabat,
mungkin saja kita dicoba dengan serba kekurangan tetapi mungkin saja banyak
orang yang tidak tahan terhadap cobaan yang menimpa dirinya, apalagi nyawanya
yang terancam gara-gara menegakkan kalimat لااله
الاالله. Betapa hinanya kita ini? betapa tak berdayanya kita ini? untuk mengikuti
beliau-beliau yang amat mulia tersebut Allahu Akbar-Allahu Akbar. Dan pada
saat-saat itulah Nabi Muhammad SAW bersabda :
Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya
itu dianggap baik oleh Allah dan Rasul-Nya, tetapi ada juga golongan yang kedua
karena menyelamatkan harta dunianya, maka sampai disitulah dia dan ada lagi
yang ketiga barangsiapa yang hijrahnya karena menyelamatkan perempuannya, maka
dikawin itu perempuan, sampai situ pula lah dia.
Hadits tesebut menggambarkan 3 (tiga) macam kelompok manusia yang
berhijrah bersama Nabi Muhammad SAW ketika itu. Tentunya yang terbaik adalah
golongan yang pertama, kenapa? Karena yang kedua dan ketiga itu merupakan
urusan dunia sehingga manusia banyak yang melupakan Allah dan Rasulnya. Mungkin
ilustrasi itu tidak akan jauh dari berbagai macam manusia sekarang ini.
Kemudian bagaimanakah sikap kita selanjutnya? Kita tinggal menafakkurinya mau
karena Allah dan Rasul-Nya atau karena dunia. Mungkin secara jasad hijrahnya
betul ia bersama Rasul, tetapi secara bathiniahnya tidak karena mengandung
maksud-maksud tertentu. siapa yang tahu kan? Ternyata Rasulullah SAW
menggambarkan seperti itu.
Hijrah istilah mahasiswa, Reformasi dari yang
baik kepada arah yang lebih baik lagi. Contohnya sekarang Negara Indonesia
sedang mencoba untuk mereformasi dalam penegakkan hukum agar berjalan ke arah
yang lebih baik dari sebelumnya.
Tuan Syaikh menasehati putranya Abdurrozaq dalam salah satu manqobahnya, beliau
mengatakan bahwa thorekat ini ditegakkan atas 8 (delapan) landasan pokok
diantaranya adalah sifat yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim AS. Tuan Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani mengungkapkan salah satu hadits
Nabi Muhammad di dalam kitabnya Sirrul Asror : Orang kikir tidak akan
masuk surga walaupun ia ahli ibadah.
Kemudian apa hubungannya dengan kita? Kaitannya atau hubungannya adalah
kita mengetahui banyak sekali manusia-manusia di dunia ini khususnya di
Indonesia terdapat anak-anak yang kena busung lapar, lalu sampai dimanakah kita
mengikuti jejak Rasul dan turut kepada Guru?
Hadirin yang
dimuliakan Aloh....
Kita masih perlu
untuk berhijrah, kita tahu kan bahwa di indonesia yang kita cintai ini usianya
sudah mencapai 68 tahun merdeka, masih prihatin barangkali kalau kita melihat
terhadap kepedulian kita kepada masalah Infaq dan Shodaqoh terutama kita lihat
banyak sekali pengemis-pengemis dan anak jalanan yang kelaparan. Oleh karena itu marilah kita bersama-sama untuk menyantuni mustadngifin, faqir miskin dan anak yatim piatu dan lain-lain.
Dengan telah berakhirnya tahun 1434 H dan tibanya tahun 1435 H, serta sebentar lagi
akan segera pergantian tahun masehi dari 2014, suatu hal yang pasti bahwa usia kita
bertambah dan jatah usia kita semakin berkurang. Sudah selayaknya kita
menghisab drii sebelum dihisab oleh Allah. Rasulullah Saw bersabda:
“Hisablah (lakukan perhitungan atas) dirimu
sebelum dihisab oleh Allah, dan lakukanlah kalkulasi amal baik dan amal burk
sebelum Allah memberikan kalkulasi amal atas dirimu.
Apakah kehidupan kita banyak diisi dengan beribadah atau bermaksiat ?
Apakah kita banyak mematuhi ajaran Allah ataukah banyak melanggar atauran
Allah ? Apakah kita ini termasuk orang yang menunaikan shalat fardlu atau malah
lalai dalam menunaikan shalat fardlu ? Apakah diri kita ini termasuk golongan
orang – orang ynag celaka mendapat siksa neraka ?
Inilah PR yang harus
kita renungkan.
Cukup sekian dari
saya apabila ada kekurangan,,adalah karena kebodohan saya ...........semoga
dapat diambil khikmahnya.
Wabillahi taufik
walhidayah wassalamu’alaikum